beberapa parpol menghadirkan sarana "agitasi" dengan pendangdut dengan goyangan "erotiknya" seolah-olah paling bahenol. padahal kalau kita tinjau lebih lanjut, goyangan yang bahenol hanya akan menimbulkan sensasi / imajinasi seksual. kami nggak tahu apakah orasi-orasi mereka berbobot atau tidak. tapi yang jelas mereka para "caleg" meminta-minta dicontreng namanya atau nomor urutnya. tentu agar ia dapat jadi "anggota dewan yang terhormat".
kembali dengan sarana agitasi, jika sarana agitasi yang digunakan adalah dengan {maaf} memancing adrenalin "libido", lalu apa yang dikepala para caleg ini. terlepas, mungkin mereka ndak "on" tapi bahwa peradaban yang mulia tidak akan membiarkan hal tersebut terjadi. masyarakat / rakyat kini butuh langkah riel dari seluruh elemen bangsa "yang memiliki" jiwa kebangsaan dan kenegaraan yang berkeinginan dan berbuat untuk orang banyak dan masa depan bangsa, bukan untuk segelintir orang atau parpol mereka. jika dibandingkan di negara amerika "terlepas dari sisi negatifnya", bahwa masyarakat sana berduyun-duyun menghadiri kampanye karena mereka melihat dari sisi "visi" parpol yang kampanye atau karena ingin tahu lebih banyak mengenai visi calon-calon pemerintah. orator-orator mereka lebih atau sama kuatnya dengan artismenilik dari beberapa hal diatas, selayaknya kampanye bisa menjadi media positif bagi rakyat " terutama generasi muda" tentang pembelajaran berpolitik, bukan politik yang "sempit". mari kita berharap dan berdo'a semoga negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang jujur dan betul-betul bekerja untuk rakyat agar hidupnya semakin bermartabat, negara maju dan keadilan sosial dapat terwujudkan.
bahwa nasib bangsa ini terletak juga di pundak kita....tentukan pilihan anda dengan seksama.